Teman Tidur

Sedikit cerita soal bedcover. Salah satu kado dari saudara pas menikah adalah 2 bedcover lengkap dengan sepreinya. Seminggu setelah menikah, semua kado diboyong ke Jogja, bedcover baru itu jadi alas saudara-saudara yang menginap karena belum punya kasur hehehehe. Setelah mereka balik ke rumahnya, bedcover aku masukkan ke tempat londrian karena waktu itu belum punya mesin cuci, berat juga kan. Nota laundry aku simpan rapi kalau gak salah sekitar 70 ribu karena 2 bedcover.

Selang 3 minggu kemudian karena uangnya kepakai terus untuk kebutuhan, baru ingat kalau belum ambil bedcover. Naik motor sama Sendy ke tempat laundry, hanya untuk mendapati tempat laundry nya ganti pemilik dan seluruh barang-barang berpindah tangan tanpa konfirmasi ke pemilik alias dibawa sama yang punya laundry. Sedih rasanya sekaligus kecewa tapi yaudahlahayaaaa bukan rezeki.

3 tahun kemudian, hari ini, kami diizinkan untuk punya bedcover lagi. Alhamdulillah ‘ala kulli hal.

Bukan Aku Rindu

Bukan, bukan karena aku sudah di rumah terus dari 6 Maret sehingga aku rindu.

Bukan, bukan karena aku stuck di dalam rutinitas kuliah, kerja dan Kaysan, bukan.

Bukan, bukan karena aku dihadapkan pada kebosanan, bukan.

Bukan aku rindu.

Aku hanya,

…. berharap bertemu denganmu sepagi ini,

atau lebih sore lagi? Atau siang hari?

atau duduk denganmu di sini?

Memang apa sih yang mau aku ceritakan?

mungkin tentang bunga yang warnanya terlalu lucu untuk tidak kupotret?

atau ….

pasarmu yang terlampau sering datang ke mimpiku?

Ouch, pada akhirnya harus aku akui?

Mungkin aku rindu, bukan ke tempatmu tapi jalan-jalan? Hahahaha

akhirnya aku jujur juga.

Kupikir

Masih kudengar suara lalu lalang kendaraan di jalan utama, di seberang bangunan setinggi dua lantai. Semuanya buru-buru.

Kupikir aku baik-baik saja.
Posisi kenyamanan yang kini aku punya.

Ada yang kosong. Ada yang hilang.
“Bukannya mereka bilang kalau Hadi akan menikahi kamu selepas dia lulus kuliah? Masih lama.”

“Kenapa kamu tidak mau satu rumah dengan adikmu? Kamu keberatan adikmu menumpang?”

Bunda memasukkan satu demi satu keripik bayam kesukaanku ke dalam toples untukku bawa ke Jakarta. Bukan bunda yang masak, tapi Mbah Ti, kakak nenekku yang sampai kini tak berputra.

Pikiranku melayang-layang, pada jam dinding warna putih, pada kaca jendela yang sedikit berdebu, ke lukisan karya Papa, ke pintu kamar Abang, ke ujung jariku, meneliti kembali ke bagian paling dasar hatiku.

“mauku apa?”, Pertanyaan itu terus menggaung di dinding-dinding dan rongga-rongga nafasku. Mau nafas rasanya berat. Mau terungkap tapi tertahan di ujung pemikiran.

Hari ini aku tidak memutuskan apa-apa. Syukur saja aku masih sempat makan, sudah masuk bakso, Indomie goreng, sate padang, ayam kremes, tahu bakso, soto dari sejak pagi. Aku tidak memutuskan apa-apa, aku memanjakan hatiku.

Kalau saja Bunda tahu kalau aku dan Hadi sudah tak bersama, gimana ya?

A Letter For My Late Dad

Hey, Dad. It’s me. 

I am sorry it took me so long to have courage writing to you, again. How is it going there? I am curious enough about it, but not ready yet to come. Hehehehe.

There are so many things I want to tell you. Too many stories. Too many experiences I need to share you with, but the distance make me usually kept it by myself.

Ok, here we go. Continue reading

Notes from COSCUP x GNOME.Asia x openSUSE.Asia Summit 2018

“Without leaps of imagination, or dreaming, we lose the excitement of possibilities. Dreaming, after all, is a form of planning.” – Gloria Steinem

Exactly 3 years ago when one of my colleagues going to held his first international event, I began to involved in FOSS community project. My first task to be involved in that time is I am going to be there, holding microphone, leading the audience enjoying and following the entire morning and evening. The first experience took me by surprised because not long after that I realized that the same people from community event three years ago become my friend. From that day, a lot of things happened and changed my view about FOSS community. From that day, different places I visited as I involved more and more in the community.

GNOME.Asia Summit 2015 concluded

Continue reading

Libur Nih

Postingan ini merangkum semua hal yang terjadi dari bulan Ramadan akhir sampai pada saat liburan sekolah datang. Kalau di tahun masehi sekitar akhir Mei sampai awal Juni 2018. Jadinya banyak bertemu teman lama dan menghabiskan waktu bersama keluarga.

bersama kita batal puasa infus k

Bersama Kita Batal Puasa Infus K

sama mama

Beberapa waktu lalu, Mama dan adik saya Ghaniya liburan di Jogja. Tepatnya sekitar akhir Juni sampai awal Juli 2018. Di liburan kali ini, saya dan Sendy sengaja tidak memasang target seperti tahun-tahun sebelumnya perihal mau ke mana dan mau bagaimana. Pada akhirnyapun, 3 hari pertama di rumah, Mama malah bantuin beres-beres kebun belakang :))

Took my mom to a sushi place

lebaran di tasikmalaya

Lebaran tahun 2018 adalah lebaran kedua kami setelah menikah. Tahun ini jadwalnya hari H di rumah Ibu di Tasik. Kumpul bersama keluarga membuat bar family  langsung full!

Anak-anaknya Ibu Teti

halal bihalal di rumah banjar

Setiap tanggal 2 Syawal di keluarga ayah, keluarga Astamanggala diadakan halal bi halal. Setiap keluarga mendapat bagian, kebetulan tahun ini giliran keluarga Ayah di Banjar. Perencanaan acaranya sudah jauh-jauh hari, ternyata masih saja tak ada yang sempurna. Alhamdulillah acara berjalan lancar, bisa bertemu keluarga besar. Di acara ini, seluruh anggota keluarga jadi panitia termasuk Adenia. Dia kebagian baca Al-Qur’an, saya sendiri menjadi pembawa acara.

pergi ke majalengka

Keluarga Ayah Sendy akarnya dari Majalengka. Sebelum ini, saya belum pernah ke Majalengka *dasar orang Jawa Barat tak tahu daerah hahaha*

ke rumah mami endah

Setelah lebaran tiba, saya, Sendy, Adenia, Mba Melan dan Teh Wulan pergi ke rumah Mami Endah. Mami Endah adalah ibu kost saya dulu. Kami masih sering berkunjung, kadang-kadang Bintang menginap di rumah saya untuk sekedar main game.

Ke Rumah Mami Endah

ke sunday morning ugm


safari: mesjid suciati, gito gati

IMG_20180701_124744

17 Million Second with You

photo_2015-05-19_13-27-37

Foto ketika masih single :))

Alhamdulillah wa syukurillah, atas semua karunia, rezeki dan kesempatan dari Allah Subhanahu Wata’ala. Tepat tanggal 17 April 2017 pukul 10 pagi, Bapak Sendy mengucapkan akad nikah di halaman rumah, Banjar. Halaman rumah yang menjadi saksi Ibu Siska berenang di kolam ikan saat kelas 3 SD, saksi nakalnya Siska suka jahilin adik pertamanya, Wulan saat kelas 1 SD. Menjadi saksi berubahnya kolam ikan menjadi kebun selada kesayangan ayah. Yang menjadi saksi banyak peristiwa sedih, haru, bahagia. Halaman yang menjadi tempat peristirahatan terakhir Ayah Wawan.

Bangga sekaligus haru, sedih, bahagia bisa menikah walaupun tanpa Ayah, tanpa wali yang lengkap dan seharusnya. Sudah putuh sejarah wali untuk Ibuk Siska sampai yang menjadi wali ditunjuk dari Kantor Urusan Agama, yaitu Kepala KUA Kecamatan Purwaharja itu sendiri :)).

Akad nikah yang disaksikan Mama yang tak berhenti air matanya, yang terus menunduk. Entah menangis bahagia atau berduka atas ketidakhadiran Ayah di situ, di tengah-tengah kami. Tangisannya tak berhenti sampai prosesi sungkem dilaksanakan, Ibu Siska juga jadi sedih huhuhu.

Seminggu setelah menikah, Ibu Siska dan Bapak Sendy langsung berangkat ke Jogja menempati rumah sederhana di daerah Maguwo. Bermodalkan barang-barang boyongan dari kosan masing-masing, perjalanan kami berdua sebagai suami-istri dimulai.  Yang mungkin sebenarnya adalah awal dari seluruh kehidupan kami.

Lyfe di Jogja

*judulnya biar kayak remaja jaman now*

Tanggal 15 Agustus 2017, Ibu Siska dinyatakan hamil 4 minggu! JENG JENG JEEENG ULAH SIAPAAAA INI SISKAAAAAAAAA, begitulah reaksi tetangga kalau ini terjadi di sinetron. Mengucapkan syukur kami berdua sebagai suami-istri dimulai. Berjanji untuk menjaga titipan adalah yang seharusnya dilakukan Ibu Siska. Tapi Ibu Siska malah seringnya muntah-muntah, gak enak makan, gak enak tidur, sakit pinggang, sakit punggung. Enggak happy, bawaannya bete melulu. 

Di bulan kedua, atau sekitar awal 7 minggu, Ibu Siska sudah mulai happy lagi, sudah makan enak lagi, sudah bisa nyapu rumah sambil ngomelin Bapak Sendy yang suka lupa jemur handuk selesai mandi. Mulai lagi mengurus komunitas GNOME yang sejak Maret 2017 jarang bikin acara kumpul-kumpul di Yogyakarta.

Puncaknya, tanggal 16 September 2017 Ibu Siska mengadakan acara Ulang Tahun GNOME ke 20 dan Pesta Rilis GNOME 3.26 di Kantor Bapak Sendy.  Bolak-balik Maguwo-Kotagede untuk ngambil perlengkapan acara. Padahal minggu itu juga Ibu Siska naik turun tanggal lantai 4 Fakultas Sains dan Teknologi untuk ngajar di Ruangan 408. Minggu yang sibuk tidak membuat Ibu Siska kehabisan energi, malah makin semangat karena tidak merasakan gejala tidak biasa.

Satu Minggu setelah acara selesai, sakit punggung sejadi-jadinya dirasakan. Dibawa tidur tapi tak berakhir lelahnya. Beberapa hari setelahnya, terjadilah spotting. Awalnya hanya flek warna cokelat, lama kelamaan jadi merah juga. Kendati menenangkan diri tapi Ibu Siska cemas juga karena 5 hari setelah masih terus mengeluarkan darah, malah yang ada mules-mules.

Hari Jum’at 28 September 2017 pagi, Ibu Siska pergi kontrol ke klinik Ob/Gyn di Rumah Sakit Akademik UGM. Sudah diwanti-wanti untuk bedrest alias total gak ngapa-ngapain cuma boleh ke kamar mandi saja.

Malamnya, pendarahan makin menjadi.

Pukul 9 malam, pesan GoCar ke UGD RSA UGM. Sejam kemudian, setelah mules hebat selama 1 jam. Janin berukuran kepal orang dewasa keluar, tak mampu bertahan.

Berdamai

Butuh seminggu untuk bisa berdamai dengan hati dan pikiran, Bapak Sendy juga masih murung semisal diminta cerita di mana menguburnya, bagaimana sebelum dikuburnya, udah ada bentuknya belum dll. Sampai tulisan ini dimuat,  Ibu Siska belum sanggup mengunjungi makamnya yang sebenarnya ada di sekitar tanaman oyong yang ditanam Ibu Siska juga. Hari ini, 17 juta detik Ibu Siska dan Bapak Sendy bersama-sama, selama itu pula kami masih saling berusaha mengerti satu sama lain, berusaha tak perlu mengungkapkan hanya lewat suara dan bahasa. Emang bisa? 

Screenshot from 2017-10-18 07-38-38

Bapak Sendy Goes To Tokyo

TOKYO!

Akhirnya ya, setelah bertahun-tahun enggak  cap paspor, tanggal 19 Oktober besok jadi terbang ke Kuala Lumpur lalu sambung ke Tokyo lewat Bandara Haneda. Bapak Sendy berangkat ke Tokyo. Fiuh.  *padahal tahun lalu dia habis dari India dan Vietnam, cih!*

Buat yang bertanya-tanya ngapain dia ke Tokyo, lha tinggal tanya sendiri gih :)). Ceritanya, materi Bapak Sendy keterima di acara opensource yang akan diadakan di Tokyo, Jepang. Nama acaranya openSUSE.Asia Summit 2017. Setelah sebelumnya Bapak Sendy juga yang menjadi volunteer coordinator di acara openSUSE.Asia Summit 2016 di Yogyakarta.

Pesiapan menuju ke Tokyo bukan persiapan yang sebentar karena menyangkut urusan visa, biaya perjalanan dan segala kebutuhan musim gugur. Bok, dia gak pernah nyobain suhu 13 derajat celcius  di Indonesia, apalagi sekarang ini sedang musim peralihan kemarau ke hujan di Yogyakarta, otomatis sehari-hari bisa sampai dua puluh derajat celcius.

Yasudah, selamat travelling ya Pak. Semoga perjalanan ini menjadikan kamu manusia yang semakin bersyukur, dijauhkan dari kufur nikmat. Semoga menjadi perjalanan yang penuh berkah. Ku tak minta oleh-oleh, cukup pulang dengan selamat saja, hihihi. 

with love and warm hugs,

your ini-handuk-dijemur-please-jangan-maen-simpen-masih-basah-di-atas-kasur wife :*

 

Perempuan Sadar Teknologi – PASTI

Dunia kita, aku, sebagai lulusan SMK jurusan Teknik Komputer dan Jaringan, kemudian kuliah jurusan Teknik Informatika dengan skripsi tentang programmer behavior, menjadikan aku dan kita menerima informasi dengan cepat, terkini, terbaru. Tentang banyak teknologi yang diperbaharui, hampir tiap minggu, bahkan itungan hari.

Semua teknologi itu memang pada dasarnya supaya kehidupan kita lebih baik. Contohlah saja ibu-ibu sekarang memakai mesin cuci dengan satu klik dari mulai mencuci, bilas sampai mengeringkan. Semua itu takkan terlaksana tanpa campur tangan teknologi.

Tapi, keadaan kita sekarang yang informasi tersebar dengan cepat, membuat kita berfikir bahwa pemikiran kita paling maju, teknologi kita terdepan, menjadikan satu lapisan masyarakat terlewat.

Itulah ibu-ibu. Mereka adalah lapisan yang terlupa dari sentuhan teknologi. Berapa banyak yang anaknya lincah menggunakan laptop tapi ketika mamanya mencoba menggunakan sesuatu disitu, malahan anaknya yang mengajari? Ibu-ibu tidak lagi punya kontrol terhadap ‘isi’ dari laptop anak mereka karena, ‘untuk menyalakan saja, saya tak bisa’.

Jadi, pengenalan ibu-ibu terhadap teknologi adalah hal yang baru tapi sekaligus melegakan bagi mereka. Kegiatan kemarin di Padukuhan Nologaten, Sleman, Yogyakarta bersama PASTi (perempuan sadar teknologi) ini berfokus mengenalkan bu ibu terharap teknologi perangkat terbuka (open source) sehingga mereka dapat menggunakannya di laptop masing-masing.

 

PS. haruus sabar, bu ibu belum bisa pegang mouse. hehehe.

img_20160206_174704

Training ibu–ibu dengan openSUSE-GNOME

img_20160206_174713

Ibu-Ibu PKK Padukuhan Nologaten

img_20160206_181739

Semoga makin banyak ya, bu

 

Gerakan ini mengajak semua adik-adik, mahasiswa, pelajar untuk dapat berkontribusi langsung di masyarakat. Oiya, kegiatan di PASTi tidak cuma ngajari ibu-ibu ini lhoo, beberapa kali kita pernah juga mengadakan Workshop dan Pelatihan.

Postingan ini dikutin dari Facebook saya sendiri di link berikut ini.

openSUSE.Asia Summit 2016: A Remarkable Event – and gallery from Local Team –

Nothing ever comes to one, that is worth having, except as a result of hard work. – Booker T. Washington 

Who’s here who know where exactly Yogyakarta is? It is hard to simply explains where the city with local community of Free and Open Source Software (FOSS) or Linux or Open Source and culture always stays in harmony is pointed. The way people of Indonesia remember, Yogyakarta is one of big cities with huge number of university and college students.

It was about 7 or 8 months ago (consider this was posted in second week of October 2016), when Pak Edwin Zakaria asked to join to handle this event — openSUSE.Asia Summit 2016 — start from how we arranged the proposal to SUSE. It was countless and endless virtual meetings.

joined

Thank you technology, now I know when it was 😀 (FYI, the name you looking for is “Siska Iskandar”)

First thing first, the meetings is about how we introduced Indonesia as one of the potential location for the next summit, I mean openSUSE.Asia Summit 2016. This group responsible for all and each words we made it, through a space and time between works, families, and everything matters.

screenshot-from-2016-10-12-13-02-09

Google Hangout for Local Team(s).  the only girl here!

After that, people formed and composed the proposal with collaborative and -as you know how people in community works- stick to deadline,  a lot talks and meetings for event spot and site locations, budgeting, considered there were limited time for sending out proposal –the deadline for sending out proposal is April 30 —

14494896_10208042359439277_288533019619712596_n

The meeting, few months after virtual meeting.

Overall, the key points proposals should consider, and what will be taken into account when deciding among candidates, are: Introduction, Objectives, Local Organizers, Proposed organizing committee, Proposed supporting organizations, Proposal Dates & Venue, Rooms, Keynotes, Registration, Travel support, Food and accommodation, Sponsorship, Call for paper, Call for volunteer, Theme, T-shirt, About Venue, Activities and schedule, Conference, Dinner and party, Expectations and marketing, Budget Estimation, Conference Venue, Conference Room, Tea break, Marketing materials(T-shirts,banner,badge,posters, etc.), Lunch, Dinner, Travel subsidy, Accommodation, Miscellaneous (Think about 10% uplift to have more buffer), Potential sponsors & media partners, Conclusion.

PHEW  ~~~~~~ \O^O/ ~~~~~

FINALLY,

screenshot-from-2016-10-12-13-58-50

happy? YES. WE. HAPPY. EVERY-SINGLE. PIECE. OF. NERVES. IN. OUR. SKIN. ARE. HAPPY.

There was meeting with people outside Indonesia, also, those who helped us to formed the best openSUSE.Asia Summit 2016. The first IRC Meeting with Committee Asia is at May 9, with some debate about how the name of venue is going to be placed and called.

~~~ and another IRC Meeting that I wasn’t attend because of several reasons.

osasiasummit2016-art1-768x530

First openSUSE.Asia Summit 2016 art by Kukuh Syafa’at

Thanks to Kukuh for your arts and works, the local committee is forever in debt with you.

cfp-asiasummit2016-1-768x461

Call for Paper is out! it was released on 22 June 2016

Then,

screenshot-from-2016-10-12-15-27-07

Thank you for all head committee of openSUSE.Asia Summit 2016, to  Ahmad HarisDidiet Pambudiono,  for helping us finds sponsors.

screenshot-from-2016-10-12-15-39-37

In this phase, there are 6 (six) contestants who joined competitions. The committee want so say “Congratulation to Ramadoni, and many thanks and appreciation to Ana, Aris, Danang, Kukuh, Shawhong  for your participation in this contest.” [1]

opensuse_asia_summit_2016_logo_winner

Ramadoni’s arts are divine, the committee gave him Magic Box!

From all pre-events before the Summit happens, the -behind the scene- local committee are proudly presents the very first version of art for Call for Participants.

850613508_15040_3732823835111826043

Our very first poster!

850514033_128756_12634858203497533499

Not long after it was voted by committee, this posters already spread and placed in several free walls in Yogyakarta.

The one who did glued and placed those posters is Agung Laksana. He is one of the local team of event. Thanks to him!

screenshot-from-2016-10-12-15-56-40

Our Facebook Group for the event!

850521300_26124_121738035279019614

Another Local Committee meeting!

It is time to have some sounding for the participants. We already have a schedule to visited several local radio and local newspaper for gain more and more participants. Thank you for Ibra Maulana who has a lot connections, so that we had so many radio who willing to aired our events. This one below is the first local radio who visited and aired with Sendy and Estu.

850618561_14781_17009067865126459678

Q FM Radio – the first local radio for event promotion.

850617183_16172_1190434150595828841

Local Radio: StarJogja

850614010_18937_13849185827372486182

Me, feeling cold.

850616317_32423_16831145833941090266

Local Radio: Ista Kalisa

850617867_30293_9851248897455936607

Local Radio: UTYFMedari

851440931_46001_14353120921897116817

Local Radio: Arma

850519866_135174_879290568352304533

Local Radio: Geronimo FM

There are also several local newspaper and media who became our media partner. We also visited them in form event marketing.

851439086_13660_16165641213854345458

Local Newspaper: Kedaulatan Rakyat

850519949_123185_10295553237240619487

Local Newspaper: Harian Jogja

851426132_21161_6257182161143841702

Local Newspaper: Bernas

851516920_30942_2802364041504673646

Thursday, H-1 to event but I still have some classes to teach.  😀

851517207_20275_17231298535954210379

Last meeting at H-1 night

851516147_20816_16779126922256816646

T-shirt for Local Team, a special ones from Excellent (Mr. Vavai)

851518793_33380_14406851342359348241

Those who sacrifice their oxygen or Co2 for the event

851517011_33646_656357344006831281

preparing the most necessary

851518026_33280_9763977812528900893

A meeting after Workshop

851517666_31492_17702683807301152803

Keep The Green Flying High!

851439644_66226_1473112211276327313

Keep practice! The girl for Traditional Dances

851439097_62405_15055862152104385765

“Oh, man how could we put this?”

851517421_29823_11388190200544514542

Cut, cut, cut, till the night is black

851517530_29139_9165626167295950642

ALL VOLUNTEERS ARE HERE! It is an honor to have all of them.

Below ones is the rest of pictures that local committee kept in groups, no intention to show off but to tell everyone that they are really put a great works here.

30019429442_080b11f366_b

HELLO!

In the middle of events, I was one of the speakers, too. My talks is happens in Main Hall Convention Hall in days 2 at 15.45 till 16.20. The talk’s title is “Community Development with openSUSE” with sub-topic “My Experience Socializing openSUSE to Mothers and Housewives (Ibu-Ibu PKK) in Indonesia.

30154955275_95e13c08f5_b

Picture from openSUSE.Asia Summit 2016 Flickr Group

This is my first time to become a speaker in international conference, although the presentation in quite simple but it was a great chance for me to speak in such incredible event. Next time, I plan to create and share the material before propose it to the mothers and housewives. Currently, there is 5 core members for this movement, all of them are women. 

29526516174_90c85649b5_b

A participant who asked me about how this community grew and maintained.

screenshot-from-2016-09-27-15-09-05

The one and only fuchsia (or purple) shoes in openSUSE.Asia Summit 2016. I asked Mr.Iwan Tahari to made a special one for me (the shoes for speaker are actually green)

Thank you for Pak Yan Arief to become a super patients, super detail treasures.

Last but not least, this picture below are taken from openSUSE.Asia Summit 2016 Flickr Group. 

An amusing one, here below.

Personally, I want to thanks to all the sponsor of openSUSE.Asia Summit 2016: openSUSE, SUSE, Bekraf, UIN Sunan Kalijaga,Kominfo, Fans, Excellent,Biznet, Cloudkilat, Qwords, Ngonoo, KSL Kusuka, and for all people in community of openSUSE Indonesia Community.

THANK YOU FOR EVERYONE WHO HAS BEEN GAVE SUCH A GREAT EFFORTS FOR THIS EVENT HAPPENS.

30070059471_e59ca107a7_z

See you at openSUSE.Asia Summit 2017, in Tokyo maybe! or Kawasaki ~